CERITA HATI : COBAAN DI HARI PERTAMA RAMADHAN

by - Juni 08, 2016

Hari pertama di bulan Ramadhan bertepatan dengan hari pertama aku 'bekerja' sebagai Dokter Muda. Hari ini aku akan kerja di RSAL dr.Ramelan Surabaya. Hari ini juga aku memulai 'kerjaanku' dari stase JIWA! Jiwa? Yes, di sana aku akan memeriksa pasien-pasien dengan berbagai macam gangguan kejiwaan. 

Perasaanku ketika memulai hari sebagai dokter muda di stase Jiwa itu, mix feeling sebenarnya, ada rasa senang, ada rasa was-was. Rasa senangnya karena ini adalah perjuangan yang harus aku lalui selama 2 tahun sebelum menjadi dr.Damar Gumilar, rasa was-wasnya lebih karena aku belum mempelajari materi gangguan kejiwaan, mulai dari keadaan psikologi, psikopatologi, sampai mempelajari berbagai macam gangguan kejiwaan yang sangat variatif. But, bismillaahirrohmaanirrohiim, aku pasti bisa melaluinya. (Apalagi aku jujur pengen jadi dokter psikiatri, huehehe).


Hari pertama bulan Ramadhan ini menurutku banyak cobaannya. Pertama, rasa lelah yang kurasakan selama 'kerja' di paviliun Jiwa di RSAL karena jam masuknya mulai jam 07.00-15.00. Bayangin, gua pulang jam 3! Rasanya capek banget dan "KAGET" karena bener-bener langsung kerja. Kalau masalah puasanya sih, alhamdulillah, Insya Allah kuat, karena aku juga senang melakukan puasa sunnah.. (astaghfirullah..)

Kedua, aku iriiiiiiii banget sama anak sekolah yang sekarang lagi libur kenaikan kelas. Pendapatku, mereka yang libur itu memiliki banyak waktu luang dan kesempatan emas untuk beribadah di bulan Ramadhan, bisa ngaji beberapa juz dalam sehari, salat sunnah seperti Dhuha, karena jujur aku ingin banget bisa fokus beribadah di bulan Ramadhan seperti khatam al-qur'an, mulai menghapal al-qur'an, melaksanakan salah sunnah (terutama Dhuha) tiap hari. Tapi, karena kesibukanku sebagai dokter muda di stase jiwa, apalagi paviliun jiwa itu digembok, jadi gak bisa keluar sampe waktu pulang (kecuali dengan ijin) "menghalangiku" untuk pengen salat dhuha.

Ketiga, HOMESICK! Ya, tahun ini adalah tahun kelima aku tidak bisa sahur dan berbuka di hari pertama bulan Ramadhan bersama keluarga. Hal itu selalu kurindukan ketika hari pertama bulan puasa. Yaa, udah terbiasa sih lama-lama, cuma tetep aja aku tuh kangen suasana kehangatan bersahur dan berbuka puasa bersama keluarga, apalagi lengkap ada Bapak, Ibu, dan Mbak Lala. Tapi, alhamdulillah, aku selalu mengobati rasa rinduku itu dengan menelepon bapak dan ibu di Lumajang serta mbak Lala di Semarang. Selain itu, aku juga selalu berbuka puasa diawali dengan minum teh merk "Tong Tji" (INI BUKAN ENDORSE), karena selain rasanya enak, keluargaku (bahkan keluarga besar di kampung halaman orang tuaku) juga menyukai teh ini.


Itu aja sih cobaan yang aku rasakan di hari awal puasa Ramadhan. Semoga hari-hari esoknya bisa jauh lebih baik..

You May Also Like

0 komentar