DIARY MINGGU PAGI : SAATNYA UNTUK KEMBALI

by - Mei 13, 2018

Assalaamu'alaikum!


Kali ini saya ingin sedikit bercerita tentang apa yang saya alami akhir-akhir ini. Mungkin ini bakalan 'membosankan' buat kalian karena inti ceritanya sih bakalan gitu aja. Sampai-sampai sahabat saya sudah bosan mndengarkan cerita saya ini.

***

Kurang lebih seminggu yang lalu, saya mendadak tidak bisa tidur. Tidak ada rasa kantuk sama sekali padahal keesokan harinya saya harus ke kampus untuk mengurus kepentingan administrasi. Akhirnya, saya memutuskan untuk melakukan aktivitas ringan seperti menulis postingan di blog sambil menonton beberapa FTV di youtube dengan harapan segera mengantuk dan bisa segera tidur. Ternyata, saya benar-benar begadang! Saya bisa menyelesaikan beberapa postingan. Setelah menyelesaikan postingan, saya memutuskan untuk menonton FTV. Dalam semalam selama saya begadang, saya bisa menyelesaikan 3-4 judul FTV dengan durasi sekitar 1,5 jam masing-masing FTVnya.

Saya sedikit khawatir dengan kondisi saya waktu itu. Biasanya orang yang sering mengalami depresi macam saya atau juga yang mengalami bipolar, akan mengalami yang namanya fase 'Maniac' di mana saat-saat itu orang menjadi sangat ceria, bersemangat, bahkan di malam hari. Kemudian berlanjut ke fase 'Depresi' di mana seperti orang yang mengalami depresi. Saya takut bila saya mengalami depresi lagi. Informasi itu saya dapat dari beberapa teman saya sih.

***

Dan benar saja. Kekhawatiran saja benar-benar terjadi. Keesokan harinya, saya merasa sendirian banget di kamar dan memang lagi ada masalah sih, tapi saya tidak bisa menjelaskan apa masalah hidup saya. Saya menangis tidak jelas, benar-benar terpuruk banget. Saya sempat curhat ke teman saya, saya tahu sih dia lagi sibuk, tapi saya ingin dia ada saat saya lagi sedih seperti ini. Ternyata, saya DIBLOKIR di salah satu aplikasi chatting. Hal itu membuat saya lebih terpuruk lagi, saya berasa kehilangan orang yang sangat saya percayai. Saya sempat berpikiran pula untuk bunuh diri karena merasa sudah tidakk kuat dan semua masalah hidup saya, saya merasa semakin depresi.

***

Kemudian, saya introspeksi diri. Kalau boleh cerita, sekitar 7 tahun belakangan ini, saya sering banget merasa murung, tidak bersemangat, sampai jarang banget tersenyum yang benar-benar ikhlash saking saya mengalami depresi. Hal ini jujur aja merugikan diri sendiri karena saya merasa prestasi saya menjadi menurun dan 'citra diri saya jadi jelek banget karena saya sering berpikiran buruk tentang orang lain juga keadaan, menyalahkan diri sendiri, dan sebagainya. Tak hanya diri sendiri, tapi juga merugikan orang lain, seperti kedua orang tua saya. Saya berasa merepotkan kedua orang tua saya karena melihat diri saya menangis, Bebebrapa sahabat saya juga merasa 'bosan' setiap kali saya curhat kepada mereka karena mereka menganggap saya orang yang pesimis. Tak jarang juga dijauhi oleh teman-teman saya karena citra buruk yang  'menonjol' pada diri saya.

Beda sekali dengan saya di masa SMP. Saya rasa sih masa SMP saya ceria, selalu happy (meskipun adakalanya merasa sedih karena suatu hal), bisa dibilang saya lumayan berprestasi di sekolah. Kadang-kadang saya ingin kembali ke masa-masa SMP yang penuh keceriaan tanpa merasa depresi berat.

***

Usia saya saat ini yang hampir menuju angka 23 tahun (masih lama sih, yang jelas tahun ini), harusnya saya semakin dewasa dalam menghadapi situasi apa pun, apalagi cita-cita yang hampir tercapai yaitu menjadi seorang dokter. Tak lama lagi saya harus bisa melayani pasien dengan baik, benar (maksudnya sesuai prosedur), tulus ikhlash, dan banyak tersenyum supaya pasien senang dengan kita karena menurut saya ada kesenangan dan kepuasan batin tersendiri apabila kita bisa menolong orang lain yang kesusahan.

Saatnya saya harus kembali ke jalan yang benar. Saya harus lebih mendekatkan diri dengan Allah swt karena mungkin saya 'lengah' dari Allah swt, serta harus lebih dewasa dalam menyikapi hidup. Saya harus keluar dari depresi yang selalu saya alami ini. Saya punya tekad bahwa saya harus menjadi yag lebih baik dari kemarin-kemarin dan saya ingin buktikan ke orang-orang bahwa saya bisa bahagia dan lebih baik.

***

Terima kasih buat kalian yang sudah mau membaca curhatan receh dan gak jelas ini. Semoga ini bisa menjadi pengingat buat saya sendiri. 



Wassalaamu'alaikum!

*postingan ini untuk tema #1minggu1cerita minggu ini yaitu "KEMBALI", walaupun kayaknya isi postingannya bertolak belakang dengan temanya hehehe, yang penting ada unsur kata KEMBALI-nya, hehehe.



You May Also Like

3 komentar

  1. Uwaaaaw, semangat ciiiil

    Ya semoga nanti kamu akan menemukan jati dirimu yang sebenarnya ketika kamu berhadapan dengan pasien2mu, bahwa kamu harus banyak2 bersyukur karena tidak ada satu hal pun yang bisa membuatmu bersedih lagiii

    BalasHapus
  2. Depresi kurasa tidak ada kaitannya dgn kurang atau banyaknya bersyukur. Banyak dari penderita depresi justru adalah mereka yg paling banyak membantu sesama, paling memikirkan orang lain dengan mendetail dan justru hal-hal ini lah yang terkadang membuat depresi jadi lbh parah. Kita memojokkan org org yg depresi seolah olah mereka kurang bersyukur, tidak pandai berterima kasih. Postingan ini sdh 2 tahun yang lalu, mungkin penulisnya sudah menjadi dokter yang sukses sekarang. Saya penasaran apa yang penulis rasakan setelah 2 tahun berlalu ini? Masihkah depresi itu mengganggu di kehidupan sehari hari? How do you solve it? I feel hopeless as well, but somehow i found your story and gain a tiny piece of hope again. Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, sampai sekarang saya masih sering depresi, apalagi kalau ada pemicunya, bahkan kadang ngga ada pemicunya bisa 'kambuh' depresi yg saya alami. How I fixed it yg saya lakukan:

      (1) mulai journaling, kayak menulis diary gitu sih, lebih bagus lagi kalo bikin 'Gratitude Journal' jadi nulis hal2 yg kamu syukuri hari ini sekecil apapun

      (2) Kalo mulai depresi, saya suka curhat ke orang yg bisa dipercaya. Memang susah sih mencari teman curhat yg tepat

      (3) Terima kalau memang lagi depresi, hindari denial karena memperlambat 'penyembuhan'

      Mungkin lain kali saya akan membuat postingan tentang bagaimana saya 'berjuang' dengan depresi dan kesehatan mental yang saya lakukan beberapa waktu belakangan ini. Ditunggu yaaa

      Hapus