DIARY DIRI #1 : KASUS PENIPUAN DAN BERSYUKUR

by - Agustus 25, 2017

Assalaamu'alaikum!


Beberapa hari terakhir ini, saya tertarik untuk menonton dan mengikuti kasus penipuan penyedia jasa umroh yang sedang marak belakangan ini. Baik itu melihat di televisi maupun melihat di kanal youtube ketika saya ketinggalan berita di televisi. Banyak hal yang membuat saya 'kaget' tentang kasus ini. Saya tak menduga bahwa salah satu tersangka dari kasus ini adalah desainer baju muslim kondang di Indonesia. Awalnya saya salut dengan wanita ini ketika saya melihat kisah perjuangannya dari jaman susah hingga menjadi desainer kondang saat ini. Tapi tak disangka bahwa kini desainer itu harus berhadapan dengan hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya bersama tersangka lainnya yang merupakan suami dan adik kandungnya.

Ketika saya menonton video mengenai kasus penipuan ini di youtube, banyak sekali berita mengenai kehidupan tersangka yang sangat mewah, mulai dari hobi jalan-jalan keluar negeri hingga memiliki barang-barang mewah. Bahkan, ditayangkan pula "room tour" dari rumah mewah yang dimiliki tersangka. Rumah tersebut selayaknya istana.

Hati saya semakin miris melihat korban-korban penipuan itu. Bahkan, ada pensiunan guru juga penjual telur yang sudah menabung beberapa tahun hanya untuk ingin menjadi tamu Allah di tanah suci, dan uang itu "hilang" begitu saja akibat kasus ini. Saya merasa sedih dengan kondisi ini. Katanya sih, dugaannya uang-uang hasil dari puluh ribuan calon jamaah yang gagal berangkat itu digunakan untuk membiayai jamaah yang sudah daftar sebelumnya serta untuk "membiayai" gaya hidup tersangka. Entahlah. Hanya diri mereka dan Tuhan yang tahu.

Selain sedih melihat kejadian ini, hal ini justru membuat saya 'tersentil' agar selalu bersyukur. Mungkin beberapa dari kalian merasa bersyukur ketika mendapatkan harta yang melimpah. Ya, semua orang ingin mendapatkan harta melimpah, kaya raya secara materi. Rumah yang besar, bertaburkan emas, perabotan yang didapatkan secara khusus. Pada intinya, manusia tidak pernah puas.

Namun, saya sependapat dengan sahabat saya, Sarah, yang menyatakan bahwa yang kaya, banyak harta belum tentu tahu cara menikmati hidup. Bahkan, masih ada yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang diinginkan kala masih belum puas dengan yang sudah dimiliki.

Tak perlu bergelimang harta agar bisa bersyukur, ingatlah bahwa masih bisa bernapas, makan dengan nikmat, mendapatkan kasih sayang dari keluarga, pasangan, ataupun sahabat sudah merupakan nikmat yang perlu disyukuri.

Saya berharap tak pernah bosan untuk mengingatkan diri sendiri juga teman-teman agar selalu melihat kondisi yang lebih buruk. Masih banyak yang perlu kita syukuri. Semoga kita semua selalu bisa menjadi insan yang pandai bersyukur.


Wassalaamu'alaikum!

You May Also Like

1 komentar

  1. Iya, kasus ini juga jadi pelajaran berharga buat aku
    Aku sih gak kenal nama desainer itu dari dulu, jadinya gak kaget berat
    Tapi cukup shock sama sebab2nya dan mau2nya

    BalasHapus