FLASHBACK TO RAMADHAN LAST YEAR

by - Mei 25, 2017

Assalaamu'alaikum!



Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang diidamkan semua umat Muslim di seluruh dunia karena bulan Ramadhan ini adalah bulan penuh keberkahan, bulan penuh ampunan, dan penuh kebahagiaan, hehehe. Tak beberapa lama lagi sudah memasuki bulan Ramadhan loh, seneng gak rasanya? Saya yakin pasti senang banget. Saya sendiri sangat senang menyambut bulan suci ini karena bulan ini adalah bulan bagi saya untuk memperbaiki dan memaksimalkan ibadah saya seperti Salat Fardhu maupun salat sunnah-nya, berusaha untuk rajin mengaji, selain itu juga kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga maupun teman-teman terutama saat acara buka bersama.

Kali ini saya mau cerita sedikit mengenai "flashback" bulan Ramadhan tahun lalu yang penuh cerita ini. Mungkin sebagian dari yang akan saya ceritakan ini sudah pernah saya ceritakan di blog post sekitar tahun lalu.

Tahun ini adalah tahun keenam saya tak bisa merayakan salat tarawih dan menjalankan ibadah puasa hari pertama bersama keluarga saya karena kalau tahun ini saya harus kuliah di RSAL dr.Ramelan memasuki kepaniteraan dokter muda bagian Obgyn, itu tuh yang membantu persalinan ibu hamil dan senangnya bisa lihat bayi baru lahir yang lucu-lucu, hmmm, jujur aku jadi gak sabar melihat keponakanku nanti (ya, kakakku sedang hamil dan Insya Allah lahir bulan depan, doakan kakakku yaa). Apalagi pas banget hari pertama puasa (Sabtu, 24 Mei 2017) adalah hari di mana saja mendapat jadwal jaga di rumah sakit, semoga sepiii, hehehe. Kalau tahun sebelumnya saya menjalani kepaniteraan dokter muda bagian Jiwa.


Selama bulan Ramadhan tahun lalu, saya mencoba menjalani ibadah Ramadhan saya se-khusyuk mungkin, apalagi menjalani kepaniteraan bagian Jiwa. Setelah 2 minggu menjalani kepaniteraan bagian Jiwa di RSAL, lanjutlah belajar di RSJ dr.Radjiman Wediodiningrat, Lawang, Malang, Jawa Timur. Saya berada di sana selama 10 hari. Ini pengalaman bulan Ramadhan paling menarik sih karena jujur saya KURANG KHUSYUK menjalani ibadah Ramadhan di sana.

Mengapa? Di sana tuh suasananya seperti pedesaan yang sepiiii banget kalau malam hari, bahkan masjidnya pun sepi! Letak masjidnya itu di pojok banget dari lingkungan RSJ tersebut dan suasana sekitar sana agak gelap gitu kalau malam hari, sampai-sampai ketika menjalani ibadah salat tarawih di sana itu sepi banget, jamaahnya hanya bisa dihitung dengan jari, dan gak ada kultum sama sekali. Jujur aja sampai agak males sih beribadah di sana, tapi mau gimana lagi. Jujur aja, saya sering banget bolos salat Tarawih ketika berada di RSJ Lawang, atau saya sering salat tarawih di kamar saja, tapi kadang-kadang juga di masjid yang saya ceritakan.

Ada satu cerita yang sangat 'menyedihkan' bagi saya. Jadi, hari Jumat saya harus ujian praktek dengan dokter psikiatri di sana, dan waktunya mepet banget sama waktu salat Jumat. Saya memutuskan untuk ujian terlebih dahulu karena saya Muslim dan harus melaksanakan salat Jumat. Tempat ujiannya juga jauh banget di bagian geriatri yang letaknya lebih "pelosok" lagi. Setelah melaksanakan ujian dengan lancar, saya buru-buru menuju masjid untuk melaksanakan salat Jumat. Meskipun jarak dari bagian geriatri menuju masjid sangat jauh, saya tetap ke masjid dengan berjalan kaki-berusaha untuk berlari. Sesampainya di sana, saya melihat keramaian di sekitar masjid, saya berpikir bahwa masih khotbah Jumat dan banyak jamaah yang masih berbondong-bondong ingin masuk ke masjid. Ternyata saya SALAH BESAR! SALAT JUMATNYA SUDAH SELESAI! Padahal saat itu jam menunjukkan pukul 12.00! Cepet banget gilak! Akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke asrama dan melaksanakan slaat Dhuhur sendirian saja, karena kalau mau ke masjid yang lain yang saya tahu jaraknya jauh banget dan pasti bakalan terlambat.

Intinya, saya merasakan gimana susahnya menjadi Muslim sendirian diantara teman sekelompokku ketika melaksanakan bulan Ramadhan. Puasa sendirian di saat yang lain makan siang (dengan santainya), salat sendirian, sahur sendirian, buka puasa sendirian, mengaji sendirian, susah banget deh pokoknya sampai saya sempet nangis di pojokan kamar asrama karena rindu dengan suasana bulan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya yang sangat menyenangkan dan penuh kekhusyukan. Drama banget rasanya!

Makin drama banget rasanya ketika menjelang Idul Fitri. Di saat orang tua dan keluarga besar sudah ngumpul di kampung halaman di Yogyakarta sejak beberapa hari sebelum Idul Fitri, saya baru bisa berangkat ke Yogyakarta malam takbiran, dan gak sempet pulang ke Lumajang serta tidak bisa mengikuti acara buka bersama bareng teman-teman SD dan SMA. Sedih banget luar biasa, bahkan terasa hingga ketika saya menulis postingan ini ketika mengingatnya lagi.

Jadi itulah cerita bulan Ramadhan tahun lalu saya.

Lalu, di bulan Ramadhan tahun 2017 ini, saya memiliki resolusi-resolusi karena InsyaAllah selama bulan Ramadhan ini saya berada di Surabaya. Seperti lebih memperbaiki dan memaksimalkan ibadah-ibadah di Bulan Ramadhan saya yaitu salat fardhu, salat sunnah, puasanya, zakat dan shadaqah, mengaji. Selain itu, sepertinya bulan puasa ini bisa menjadi "ajang penurunan berat badan" bagi saya, hehehe, karena saya lagi gendut banget, hehehehe. 

Harapan saya di bulan Ramadhan 2017 ini semoga bisa menjadi bulan Ramadhan yang lebih baik lagi..


Wassalaamu'alaikum!



You May Also Like

6 komentar

  1. Huaaaaaa dramatis banget ramadhanmu tahun laluuuu
    Sesedih itu ya, jadi minoritas, sulit banget

    Tapi selalu ingat, Allah gak akan memberi cobaan yang melebihi batas kemampuanmu

    Semoga ramadhan kita tahun ini lancar yaaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, ya Robbal 'aalamiin.. makasih semangatnya mbak Ocha..

      Hapus
  2. Wah...doa tahun lalu udh dijawab deh. Tahun ini semoga ibadah ramadannya lancar dan seru...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, alhamdulillah ramadhan tahun ini bagi saya sudah lebih baik dari tahun lalu kok Kak Hanii..

      Hapus
  3. Semoga mau dimana pun, dalam kondisi apapun selalu bisa memaknai dan memanfaatkan ramadan sebaik mungkin.

    BalasHapus