DAMAR GUMILAR

Salah satu hobi saya adalah BELANJA! Hahaha, kayaknya aneh banget ya kalau cowok hobi belanja, terutama belanja baju karena biasanya itu kerjaan cewek serta cowok itu lebih cuek soal penampilan. Namun, di jaman sekarang ini banyak banget cowok yang udah mikirin penampilan buat meningkatkan kepercayaan diri, termasuk saya, hehehe.

Sebenarnya saya menyukai dunia fashion sejak SMA, waktu itu saya membaca majalah remaja HighEnd Teen dan waktu ada salah satu fashion item cowok yang bagus banget menurutku sampai berniat untuk membeli "versi murahnya" karena biasa lah yaa harga baju-baju di majalah itu mahalnya setengah matiii. Sampai akhirnya saya dibelikan ibu saya "tiruan" dari baju yang saya inginkan dari majalah itu.

Saat beranjak kuliah, saya merasa "bebas" dari "kekangan" keuangan karena sebenarnya orang tua mendidik sanak-anaknya untuk tidak boros. Tapi, namanya udah tinggal bebas sendiri dari orang tua, rasanya pengen beli macem-macem, mulai dari makanan, baju-baju di mall, bahkan skincare. Hingga saya sadar sih, saya menjadi orang yang cenderung konsumtif dan boros banget.

Awalnya, saya suka banget dengan baju-baju di salah satu brand MLM, Sophie Paris. Saya mengikuti setiap katalog yang terbit. Biasanya saya suka mencari kemeja dan kaos untuk dipakai sehari-hari. Biasanya belinya secara online karena banyak banget member-member Sophie Paris yang berjualan lewat media sosial Facebook saat itu. Sampai akhirnya saya 'menemui' salah satu member asal Kediri yang akhirnya saya mendaftar sebagai member Sophie Paris juga. Nah, dari situ, tak hanya mencoba berjualan aja, tapi saya juga membeli baju, bahkan tas di Sophie Paris. Kira-kira kalau dihitung total pengeluaran per bulan buat beli baju di Sophie Paris bisa sampai sekitar 700ribuan, huhuhu. Boros banget. Tapi sekarang saya udah gak pernah belaja di situ lagi karena upline saya hilang entah ke mana, jadi yaa sudahlah...

Lalu, saat itu lagi ngetren oxford shoes dan saya suka banget karena model sepatu tersebut bagus banget dan cocok dipakai disegala acara, baik formal, ngampus sehari-hari sampai hangout ke mall bareng temen. Saya mencari-cari online shop yang menjual sepatu jenis tersebut, tapi sayangnya gak ada yang cocok, baik dari segi model, warna, bahkan ukuran, gak ada yang pas! Sampai akhirnya saya menemukan Adorable Project yang merupakan merek sepatu lokal asli Bandung. Saya melihat koleksi oxford shoes-nya dan Masya Allah, bagus-bagus banget! Bawaannya pengen diborong semuanya deh! Harganya juga sangat terjangkau di kisaran IDR 140ribu sampai sekitar 200ribuan. Kemudian saya membeli koleksi pertamaku yaitu semacam docmart berwarna abu-abu muda berbahan wol dengan sol berwarna biru turqouise yang simpel tapi bagus banget (kalau kolektor sepatu adorable project pasti tahu nama sepatu ini apa, hehehe, ternyata kualitasnya bagus banget, bahkan sepatu itu awet banget hingga sekarang, berarti udah sekitar 4 tahun sepatu itu. Sejak itu, saya membeli koleksi lainnya seperti sneakers, sandal, boots. Saking sukanya, saya hampir tiap bulan sekali menyempatkan untuk membeli sepatu di Adorable Project meskipun cuma satu pasang buat kuliah sehari-hari, apalagi kalau udah lagi promo diskon bisa kalap beli 3-4 pasang sekali pembelian. Sekarang pun masih sering beli sepatu di sana walaupun udah jarang karena produk terbarunya rata-rata untuk cewek semua, gak ada yang bisa unisex menurutku.

Kemudian, seingat saya waktu itu saya stalking instagram salah satu artis yang meng-endorse kemeja yang sangat bagus menurut yang ternyata belinya di Giyomi. Saya iseng stalking instagramnya. saya tertarik banget dengan kemeja flanelnya karena warnanya bagus-bagus dan harganya sangat terjangkau. Uniknya, koleksi kemeja flanelnya ini snagat limited edition saat itu (sekitar 4 tahun yang lalu) karena kemeja flanelnya itu satu model, satu warna, satu ukuran, dan hanya satu baju saja, jadi sangat terbatas, kalau kelewatan bisa nangis dirimu sebab saya pernah kehabisan kemeja flanel yang saya inginkan itu. Lalu, lama kelamaan, brand fashion lokal asal Surabaya ini sangat berkembang. Akhirnya Giyomi ini punya katalognya sendiri dan websitenya. Setiap kali produk terbarunya keluar di katalog, bawaannya pengen belanja di offline store-nya. Setiap kali berbelanja di Giyomi biasanya saya mengeluarkan budget sekitar 500ribuan termasuk untuk membeli Palasso Pants-nya yang menjadi favorit saya.


Baru-baru ini, saya hobi banget belanja skincare untuk dicoba-coba, apalagi yang harganya lumayan "high end" untuk ukuran saya sebagai anak kost. Saking banyaknya yang saya coba dan saya review di blog, kulit saya jadi jerawatan dan harus "merelakan" produk-produk yang saya gunakan untuk disimpan terlebih dahulu. Akhirnya, produk-produk itu udah gak kepakai lagi dan "terbuang" begitu saja, padahal harganya mahal-mahal, huhuhu.

Namun, saya bertekad untuk HEMAT HEMAT HEMAT HEMAT HEMAT HEMAT HEMAT HEMAT HEMAT HEMAT!!!!!!!!!!! Sebab untuk skincare saya sudha menemukan produk-produk favorit saya yang pasti saya akan repurchase terus, dan kalau masalah fashion, saat ini saya berusaha untuk downsizing my wardrobe yang terinspirasi dari salah satu postingan blognya kak Andra Alodita sehingga koleksi baju saya hanyalah yang saya suka dan mewakili personal style seorang Damar Gumilar. Semoga tekad saya untuk berhemat bisa saya lakukan yaaa!!!

Buat kalian yang cenderung boros, yuk mulai keinginan belanja yang tak perlu dan berhemat!


Wassalaamu'alaikum!

Akhir-akhir ini, banyak sekali brand kosmetik lokal yang bermunculan dan menawarkan berbagai produk-produk mulai dari perawatan kulit, tubuh, bahkan produk decorative seperti matte liquid lipstick. Kalau perihal perawatan kulit, banyak sekali brand-brand lokal yang menawarkan produk perawatan berbasis bahan alami, natural, bahkan organik. Tak hanya brand besar seperti Sariayu, Mustika Ratu, atau Wardah, brand lokal indie juga mengeluarkan produk perawatan berbahan dasar alami yang justru menjadi sangat hits saat ini, seperti Sensatia Botanical, The Bath Box, dan juga Tiff Body dan Sacre Skin.

Akhir-akhir ini memang saya lagi demen banget sama produk-produk berbahan dasar natural. Bahkan saya sempat berbelanja di Sensatia Botanicals dan juga The Bath Box. Kali ini saya ingin membahas produk perawatan wajah dari The Bath Box yang lagi hits banget yaitu The Bath Box Liquid Soap Ocha dan The Bath Box Sugar Face Cleanser. Saya mendapat rekomendasi dari salah satu teman saya yang juga merupakan "skincare junkie" bahwa produk ini bagus bagi wajah yang berjerawat dan saya mencobanya serta menggunakannya sekitar satu bulan terakhir ini.

THE BATH BOX LIQUID SOAP OCHA

Salah satu best seller-nya The Bath Box adalah liquid soap-nya, baik dari varian Ocha maupun dari seri Goats Don't Lie. Saya mencoba yang Ocha karena kata temanku sangat berguna untuk kulit yang rentan berjerawat. Yuk, saya bahas review-nya!

KEMASAN

Sabun cair ini dikemas dalam botol berbentuk kubus dan dilengkapi dengan pump. Jujur saja saya kurang suka dengan pump-nya karena pump-nya sangat pendek, alasannya gak tahu sih, gak suka aja, hehehe. Lebih suka yang agak panjang sedikit. Tapi, pump-nya ini memiliki sistem buka-tutup yang diputar jadi ketika dibawa ke manapun tidak perlu khawatir kepencet sehingga produknya tumpah berceceran. Bentuk kubus dengan desain produk yang sederhana menurut saya sangat 'cantik' banget bila di pajang di kamar mandi.

TENTANG PRODUKNYA

Produk ini memiliki tekstur cair dengan warna seperti teh yang diseduh, dan memang setahu saya produk ini dibuat dari seduhan teh hijau. Konon katanya, teh hijau ini mengandung antioksidan dan pholyphenois yang berguna sebagai anti bakteri penyebab jerawat. Produk ini juga memiliki wangi teh hijau yang segar namun tak menyengat.

Untuk mencuci wajah, saya gunakan sekitar 1-2 pump untuk sekali mencuci wajah. Busa yang dihasilkan tak terlalu banyak jadi sangat cocok bagi kalian yang tidak suka sabun wajah dengan busa yang terlalu melimpah karena setahu saya produk ini tidak mengandung SLS. Tak hanya digunakan pada wajah, saya juga suka menggunakan produk ini sebagai sabun badan dengan menggunakan sekitar beberapa pump agar bisa menghasilkan busa yang cukup melimpah (meskipun hasilnya tetep tidak terlalu banyak busa juga). Setelah saya membersihkan wajah menggunakan produk ini, saya tidak merasakan sensasi seperti kering dan ketarik-tarik.

Ternyata produk ini berbahan dasar alami karena bahan-bahan yang terdapat dalam produk ini seperti teh hijau, minyak zaitun, minyak kelapa, castor oil, shea butter, dan jojoba oil. Oleh sebab itu yang saya rasakan malahan lembab banget karena banyak mengandung minyak-minyak alami yang berguna banget bagi kulit.

THE BATH BOX SUGAR FACE CLEANSER

Konon katanya, produk ini adalah cleanser yang lagi hits banget dari brand The Bath Box karena katanya sangat efektif dalam mengatasi jerawat dan produknya bisa dibilang "unik". Mau tau kenapa? Yuk langsung saja ke ulasannya!

KEMASAN

Produk ini dikemas dalam jar kecil dengan warna hitam berbahan semacam karton. Kemasan yang saya punya ini adalah kemasan barunya yang menurut saya lebih sederhana daripada kemasan lamanya.

TENTANG PRODUKNYA


Nah, ini dia yang saya bilang unik. Sebab isi produknya seperti tanah liat berwarna hijau dengan ada bunga diatasnya (tapi bunganya udah ga ada hahaha). Kandungan utama dalam produk ini adalah teh hijau juga yang berperan dalam antibakteri penyebab jerawat, selain itu ternyata juga ada gula pasir beneran yang digunakan sebagai mild scrub yang bisa mengangkat sel kulit mati di wajah kita.

Cara menggunakannya adalah ambil produk secukupnya, lalu larutkan dengan air sedikit demi sedikit sampai agak kental. Kemudian digosok pelan-pelan ke wajah seperti menggunakan sabun wajah biasa. Kemudian tunggu sekitar 1-2 menit lalu bilas deh!

Yang saya suka dari produk ini selain karena produknya yang unik, wanginya juga enak banget, yaitu wangi teh hijau tapi ada sedikit manis karena ada gulanya.

Saya suka menggunakan kedua produk ini secara berbarengan. Pertama, cuci muka menggunakan The Bath Box Liquid Soap Ocha lalu diikuti dengan mencuci wajah dengan The Bath Sugar Face Cleanser. Selama hampir sebulan saya menggunakan produk tersebut secara bersamaan, saya merasa bahwa kulit saya jadi jarang jerawatan. Tapi sepertinya belum bisa mengatasi jerawat yang sudah ada, apalagi yang sudah besar hingga udah ada matanya. Kulit saya tidak kering setelah menggunakan produk ini.

Perlu diketahui aja, kalau pagi hari saya hanya menggunakan The Bath Box Liquid Ocha aja, kemudian pada sore hari atau malam hari sebelum tidur saya menggunakan dua produk tersebut untuk mencuci muka.

Saya senang banget dengan munculnya merek-merek kosmetik lokal, apalagi yang memggunakan bahan-bahan alami. Karena selain aman di kulit, kita juga bisa bangga menggunakan produk lokal Indonesia yang kualitasnya gak kalah bagus dengan produk luar negeri. Semoga kedepannya semakin banyak merek lokal asli Indonesia yang mengeluarkan produk-produk yang berkualitas.

See you on my next post!


Wassalaamu'alaikum!

Merawat kulit di badan dan juga rambut sama pentingnya loh dengan merawat kulit wajah agar kulit badan tetap sehat. Kalau saya sih dalam merawat kulit badan sih gak susah-susah amat, gak seperti kulit wajah saya karena tipe kulit badan saya cenderung normal, tapi kadang-kadang kering. Bagi saya yang penting dalam perawatan badan adalah supaya tetap lembab dan WANGI! Hehehe, kenapa? Karena saya suka banget perawatan badan yang sangat wangi sehingga saya gak perlu pakai parfum lagi, hehehe.

Kalau beberapa waktu yang lalu saya share mengenai updated skincare routine saya, kali ini saya ingin share juga mengenai produk-produk perawatan kulit badan dan rambut yang saya gunakan saat ini.

HAIR CARE ROUTINE

Tipe kulit rambut saya ini sedikit bermasalah karena masalah rambut saya adalah berketombe, berminyak, dan sering banget gatal-gatal di kulit kepala. Selain itu, masalah rambut saya adalah kadang-kadang kering (tapi gak terlalu kering juga sih) dan kadang-kadang juga mengalami rontok. Tapi, perawatan rambut saya sederhana banget, cuma pake sampo aja kok!

Sampo yang selalu saya gunakan adalah dari CLEAR atau SUNSILK. CLEAR yang saya gunakan kebanyakan itu yang botolnya putih atau yang sebenarnya itu untuk perempuan seperti Clear Ice Cool Menthol, Clear Sakura Fresh, Clear Superfresh Apple, Clear Strong & Soft dan ketika beli sampo saya selalu bergantian agar tidak bosan. Jujur aja, saya tidak cocok menggunakan Clear Men yang berbotol biru karena membuat rambut saya menjadi sangat kering dan gak nyaman. Kalau sampo SUNSILK yang saya gunakan juga gantian sih antara Sunsilk Anti Dandruff atau Sunsilk Hijab Refresh.

BODY CARE ROUTINE

Untuk perawatan badan sih gak repot-repot amat karena kulit badan saya cenderung normal. Tahapannya juga sederhana banget yaitu cleansing dan moisturizing.

1. CLEANSING

Koleksi sabun mandi The Body Shop yang haru saya habiskan.

Koleksi sabun badan Original Source yang harus saya habiskan.

2. MOISTURIZING

Koleksi body lotion yang harus saya habiskan

Wassalaamu'alaikum!

Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang diidamkan semua umat Muslim di seluruh dunia karena bulan Ramadhan ini adalah bulan penuh keberkahan, bulan penuh ampunan, dan penuh kebahagiaan, hehehe. Tak beberapa lama lagi sudah memasuki bulan Ramadhan loh, seneng gak rasanya? Saya yakin pasti senang banget. Saya sendiri sangat senang menyambut bulan suci ini karena bulan ini adalah bulan bagi saya untuk memperbaiki dan memaksimalkan ibadah saya seperti Salat Fardhu maupun salat sunnah-nya, berusaha untuk rajin mengaji, selain itu juga kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga maupun teman-teman terutama saat acara buka bersama.

Kali ini saya mau cerita sedikit mengenai "flashback" bulan Ramadhan tahun lalu yang penuh cerita ini. Mungkin sebagian dari yang akan saya ceritakan ini sudah pernah saya ceritakan di blog post sekitar tahun lalu.

Tahun ini adalah tahun keenam saya tak bisa merayakan salat tarawih dan menjalankan ibadah puasa hari pertama bersama keluarga saya karena kalau tahun ini saya harus kuliah di RSAL dr.Ramelan memasuki kepaniteraan dokter muda bagian Obgyn, itu tuh yang membantu persalinan ibu hamil dan senangnya bisa lihat bayi baru lahir yang lucu-lucu, hmmm, jujur aku jadi gak sabar melihat keponakanku nanti (ya, kakakku sedang hamil dan Insya Allah lahir bulan depan, doakan kakakku yaa). Apalagi pas banget hari pertama puasa (Sabtu, 24 Mei 2017) adalah hari di mana saja mendapat jadwal jaga di rumah sakit, semoga sepiii, hehehe. Kalau tahun sebelumnya saya menjalani kepaniteraan dokter muda bagian Jiwa.

Baca juga : COBAAN DI HARI PERTAMA RAMADHAN (2016)

Selama bulan Ramadhan tahun lalu, saya mencoba menjalani ibadah Ramadhan saya se-khusyuk mungkin, apalagi menjalani kepaniteraan bagian Jiwa. Setelah 2 minggu menjalani kepaniteraan bagian Jiwa di RSAL, lanjutlah belajar di RSJ dr.Radjiman Wediodiningrat, Lawang, Malang, Jawa Timur. Saya berada di sana selama 10 hari. Ini pengalaman bulan Ramadhan paling menarik sih karena jujur saya KURANG KHUSYUK menjalani ibadah Ramadhan di sana.

Mengapa? Di sana tuh suasananya seperti pedesaan yang sepiiii banget kalau malam hari, bahkan masjidnya pun sepi! Letak masjidnya itu di pojok banget dari lingkungan RSJ tersebut dan suasana sekitar sana agak gelap gitu kalau malam hari, sampai-sampai ketika menjalani ibadah salat tarawih di sana itu sepi banget, jamaahnya hanya bisa dihitung dengan jari, dan gak ada kultum sama sekali. Jujur aja sampai agak males sih beribadah di sana, tapi mau gimana lagi. Jujur aja, saya sering banget bolos salat Tarawih ketika berada di RSJ Lawang, atau saya sering salat tarawih di kamar saja, tapi kadang-kadang juga di masjid yang saya ceritakan.

Ada satu cerita yang sangat 'menyedihkan' bagi saya. Jadi, hari Jumat saya harus ujian praktek dengan dokter psikiatri di sana, dan waktunya mepet banget sama waktu salat Jumat. Saya memutuskan untuk ujian terlebih dahulu karena saya Muslim dan harus melaksanakan salat Jumat. Tempat ujiannya juga jauh banget di bagian geriatri yang letaknya lebih "pelosok" lagi. Setelah melaksanakan ujian dengan lancar, saya buru-buru menuju masjid untuk melaksanakan salat Jumat. Meskipun jarak dari bagian geriatri menuju masjid sangat jauh, saya tetap ke masjid dengan berjalan kaki-berusaha untuk berlari. Sesampainya di sana, saya melihat keramaian di sekitar masjid, saya berpikir bahwa masih khotbah Jumat dan banyak jamaah yang masih berbondong-bondong ingin masuk ke masjid. Ternyata saya SALAH BESAR! SALAT JUMATNYA SUDAH SELESAI! Padahal saat itu jam menunjukkan pukul 12.00! Cepet banget gilak! Akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke asrama dan melaksanakan slaat Dhuhur sendirian saja, karena kalau mau ke masjid yang lain yang saya tahu jaraknya jauh banget dan pasti bakalan terlambat.

Intinya, saya merasakan gimana susahnya menjadi Muslim sendirian diantara teman sekelompokku ketika melaksanakan bulan Ramadhan. Puasa sendirian di saat yang lain makan siang (dengan santainya), salat sendirian, sahur sendirian, buka puasa sendirian, mengaji sendirian, susah banget deh pokoknya sampai saya sempet nangis di pojokan kamar asrama karena rindu dengan suasana bulan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya yang sangat menyenangkan dan penuh kekhusyukan. Drama banget rasanya!

Makin drama banget rasanya ketika menjelang Idul Fitri. Di saat orang tua dan keluarga besar sudah ngumpul di kampung halaman di Yogyakarta sejak beberapa hari sebelum Idul Fitri, saya baru bisa berangkat ke Yogyakarta malam takbiran, dan gak sempet pulang ke Lumajang serta tidak bisa mengikuti acara buka bersama bareng teman-teman SD dan SMA. Sedih banget luar biasa, bahkan terasa hingga ketika saya menulis postingan ini ketika mengingatnya lagi.

Jadi itulah cerita bulan Ramadhan tahun lalu saya.

Lalu, di bulan Ramadhan tahun 2017 ini, saya memiliki resolusi-resolusi karena InsyaAllah selama bulan Ramadhan ini saya berada di Surabaya. Seperti lebih memperbaiki dan memaksimalkan ibadah-ibadah di Bulan Ramadhan saya yaitu salat fardhu, salat sunnah, puasanya, zakat dan shadaqah, mengaji. Selain itu, sepertinya bulan puasa ini bisa menjadi "ajang penurunan berat badan" bagi saya, hehehe, karena saya lagi gendut banget, hehehehe. 

Harapan saya di bulan Ramadhan 2017 ini semoga bisa menjadi bulan Ramadhan yang lebih baik lagi..

Wassalaamu'alaikum!