WARGANET BERSABDA

by - Oktober 22, 2018

Assalaamu'alaikum!




Indonesia memang menjadi negara yang memiliki kebebasan untuk berpendapat. Hadirnya sosial media kini manusia bisa bebas berpendapat. Namun, beberapa tahun belakangan ini, netizen mulai hobi nyinyir dan berkomentar super julid di media sosial, terutama Instagram. Tapi, nggak semua orang sih selalu berkomentar julid, hehehe. Ada juga yang berkomentar positif dan sopan.

Gita Savitri (@gitasav) merupakan salah satu selebgram idola para remaja masa kini karena wanita satu ini memiliki banyak prestasi apalagi banyak menginspirasi perempuan terutama dalam hal pendidikan karena ia bersekolah di Jerman. Bahkan ia selalu bikin vlog tentang kesehariannya di Jerman dan juga memberi pendapat tentang permsalahan-permasalahan di Indonesia. Kalau ingin tahu, cek saja youtube channel-nya!

Nah, beberapa waktu yang lalu. Kak Gita ini membuat akun Instagram baru, namanya @WARGANETBERSABDA. Hal ini sempat menjadi perbincangan warganet terutama penggemarnya Gita Savitri. Kalau dari isinya sih kumpulan-kumpulan komentar yang berupa bullying, pelecehan seksual, dan berbagai komentar negatif lainnya. Jujur, sejak saya follow akun ini, saya ingin berkomentar tentang akun Instagram ini di blog saya. Ada beberapa poin yang ingin saya komentari di sini.

1. NGAPAIN SIH BIKIN AKUN BEGINIAN?




Eng: Why did you create this handle in the first place? . Rajin bgt Mbaknya bikin akun beginian, sampe ditranslate, dan dikasi caption. Cari perhatian? Playing victim? Ga suka dikritik? Merasa paling benar? . Akun ini dibuat murni untuk raising awareness kalo cyber bullying dan sexual harassment itu nyata. Bukan untuk menyerang si pembully, maka dari itu foto dan username disensor di sini. . Selama ini para korban bully dan harassment disuruh diam, disuruh mendoakan aja pelakunya, disuruh pasrah. Seakan-akan membela diri/stand up for ourselves adalah hal yg salah. Kenyataannya ketika menjadi korban, banyak org yg merasa sendirian karena gak ada yg membela dirinya. Satu-satunya org yg dimiliki adalah diri sendiri. Society is not helping us. So we are helping ourselves to fight back. . Berdiam diri tidak selamanya emas. Apalagi jika ada ketidakadilan dan ketidakbenaran terjadi. Resikonya kita akan dicap cari perhatian, tapi paling tidak kita adalah org yg berani menyuarakan kebenaran. We fight. We stay true to ourselves. . Kapan org-org mau mengakui kalo efek buruk bullying dan sexual harassment itu nyata? Seakan-akan marah dan tersinggung akan kata-kata tidak sopan adalah sebuah kesalahan. Si korban dibilang baper, dibilang caper, dibilang drama queen. Lalu ketika korbannya makin terpuruk dan bahkan bunuh diri, dia masih juga disalahkan. Dianggap lemah mental dan kurang iman. Sampai akhirnya ujaran kebencian dan pelecehan seksual dianggap suatu hal yg biasa. Sampai akhirnya semudah itu org-org melakukannya. . Kapan kita mau objektif menilai siapa pemeran antagonis yg sesungguhnya? Kenapa yg dicibir selalu si korban, meanwhile si culprit bisa terus menyebar kebencian dgn leluasa? . I don’t mind dedicating my time and my energy to spread awareness, to stand up for myself against these people. I think it’s better for me and society instead of being a coward who hides behind the computer/smartphone. Gossiping and talking ill about other people and spreading hate. . Suatu hari gw ngobrol dgn seorang imam dr UK. Dia blg, para pembeci harusnya kita kasihani. Mereka punya banyak masalah dan iri di dalam diri, tapi terlalu sombong utk mengakui.
A post shared by Gita Sav (@warganetbersabda) on

Saya setuju dengan DM dari salah satu followers Warganet Bersabda. Menurutku, membuat akun semacam ini yang berisi potongan-potongan komentar negatif dari haters bahkan komentar yang 'melecehkan' hanya menambah beban hidupmu aja. Saya selalu disarankan oleh orang tua saya untuk bersikap cuek aja dengan apa kata orang yang tidak mengenakkan. Lagi pula, bila kita 'membalas balik' (meskipun dengan menyebarkan komentar negatif kayak gini ke media sosial) orang yang bully kita justru orang itu malahan senang dan gak ada artinya apa-apa buat dia. Lebih baik kita fokus ke diri kita menjadi yang lebih baik.




Setuju banget dengan salah satu DM di atas karena menurutku masih ada cara 'elegan' untuk menanggapi haters bahkan mungkin lebih sopan namun bisa menyadarkan haters. Namun, saya tetap followers-nya Kak Gita Savitri karena banyak membahas topik menarik.

2. PELECEHAN SEKSUAL DAPAT TERJADI DI SOSMED

Namun, meskipun saya sangat menyayangkan Kak Gita Savitri membuat akun "Warganet Bersabda", akun ini juga 'membuka mata' kita bahwa pelecehan seksual itu tidak hanya terjadi di dunia nyata saja, namun juga di media sosial. Contohnya seperti berikut..



Menurutku, komentar dari 'wedus wedus' ini udah keterlaluan banget sih melecehkan perempuan. Hai wedus wedus, kalau keluargamu dilecehkan kayak gitu gimana? Apakah kamu nggak sakit hati?

3. SEXUAL HARRASSEMENT JUGA MENIMPA COWOK

Tak hanya wanita yang sering mendapat 'pelecehan seksual' lewat media sosial, cowok pun juga dapat. Salah satunya Jonathan Cristie atau disapa Jojo yang menggemparkan para wanita saat aksi buka baju karena berhasil mencetak skor. Inilah salah satu contoh tanggapan netizen saat Jojo buka baju.




Menurutku tetap merupakan hal yang miris. Mungkin banyak wanita menganggap kalau cowok dilecehkan oleh cewek adalah 'gurauan' karena cowok mana mungkin dilecehkan kayak gitu sama cewek (kecuali kalau cowok digoda oleh cowok gay yang bikin 'takut' kannn), padahal itu sama saja kalau cewek juga melakukan pelecehan seksual terhadap cowok. Bagaimana para cowok?

Itu aja sih pendapat singkat namun tidak jelas ini tentang akun instagram yang beberapa bulan lalu sempat dibicarakan banyak orang. Jangan lupa untuk cek postingannya KakRos yaaa!

Baca juga : "Pro Kontra Akun Instagram @WarganetBersabda yang Menuai Kontroversi"


Wassalaamu'alaikum!

You May Also Like

1 komentar