WEEKLY DIARY #1 : BEROBAT KE PSIKIATRI

by - Oktober 09, 2016

Assalaamu'alaikum!






sumber : www.google.com



Selama beberapa tahun terakhir ini, lebih tepatnya sejak saya duduk di bangku SMA, saya sering merasa sedih, murung, merasa ingin bunuh diri, merasa sakit hati, dan lain sebagainya. Apalagi sejak saya mulai memiliki akun Facebook pribadi. Hampir setiap hari saya menulis status-status galau, kata mutiara mengenai cinta, bahkan tweetwar yang menyudutkan seseorang. Teman-teman saya mengira bahwa saya sedang jatuh cinta dengan seseorang (memang bener sih pada saat itu), namun saya berusaha merahasiakannya karena saya tak ingin apabila rahasia itu terbongkar akan "berefek" seperti ketika 'kebodohan' yang saya lakukan ketika mengalami 'masa-masa' cinta monyet saat duduk di bangku SMP. Banyak teman saya yang menanyakan siapakah orang itu. Tak hanya saya yang selalu menjadi "buronan" teman-teman saya, tetapi juga sahabat saya, Mbak Ocha, juga ditanyai oleh teman-teman saya mengenai apa yang terjadi pada saya. Namun, saya tetap merahasiakannya dan tak pernah 'terbongkar' hingga saat ini.

Bagi kalian yang sudah membaca blogpost saya mengenai 'AKU DAN BIPOLAR DISORDER', mungkin tahu masalahku sebenarnya. Sampai saat ini, saya tetap merasakan hal seperti ingin bunuh diri, sakit hati, sedih, dan murung ketika saya diBULLY oleh teman-teman saya. Memang, saya mengerti bahwa maksud mereka hanyalah bercanda, awalnya sih saya biasa-biasa saja, saya cuek menanggapinya. Lalu, lama kelamaan kenapa candaan mereka sangat menyakitkan hati? Saya benar-benar merasa depresi pada saat itu. Dan saya mengalami bully-an dari mereka itu tak hanya sekali itu, namun sudah berkali-kali. Saya curhat ke salah satu teman saya, Naufal Noping, dan saya ceritakan semua yang saya alami saat itu, bahkan saya mengirimkan screenshot percakapan grup LINE saya yang menurut saya sangat menyakitkan itu (meskipun mereka hanya bercanda, sekali lagi!). Dia menyarankan saya agar berobat ke psikiatri, menceritakan semuanya ke psikiatri agar saya diberi obat untuk perasaan yang saya alami.

Sebenarnya orang tua saya sudah mengetahui apa yang saya alami selama beberapa tahun terakhir ini karena setiap saya ada masalah yang sangat mengganggu (contohnya ketika dibully itu), saya juga suka curhat kepada bapak dan ibu saya. Beliau juga menyarankan agar saya berobat ke psikiater atau psikolog agar masalah saya cepat selesai dan orang tua saya berharap agar saya mandiri dan bisa mengatasi masalah saya sendiri sebab perjuangan saya untuk menjadi seorang dokter itu masih lama dan saya harus konsentrasi dengan itu. Saya masih ragu--ragu untuk berobat ke psikiatri atau psikolog karena saya masih malu untuk menceritakan semuanya pada psikiater/psikolog. Namun, dengan saran teman saya itu, akhirnya saya putuskan untuk berobat ke psikiater dan orang tua saya mendukungnya.

Sejak hari Selasa, Ibu saya datang ke Surabaya untuk menemani saya berobat ke psikiatri dr.Nalini M Agung, SpKJ (K) yang bertempat praktek di RS Husada Utama di Jl. Prof. Dr. Moestopo 31-35, Surabaya. Kebetulan, Ibu saya mengenal beliau sebab beliau adalah teman satu kostnya Ibu saya ketika menempuh bangku kuliah di Universitas Diponegoro, Semarang.

Sore hari, setelah saya pulang coschap di departemen Saraf di RSAL dr. Ramelan, Surabaya, saya bergegas mandi dan menggunakan sunscreen favorit saya, The Body Shop Skin Defence Multi-Protection Essence SPF 50 PA++++ (i'lll review this product soon!). Lalu saya bersama ibu saya menuju RS Husada Utama. Sesampainya disana saya mengambil antrian dan alhamdulillah langsung masuk menuju tempat praktik dr.Nalini karena sedang sepi (kata ibu saya, memang beliau hanya menerima 2 pasien saja). 

Saat konsultasi, saya menceritakan masalah yang saya alami selama ini, pula saya ceritakan bahwa saya tidak percaya diri, minder, susah bergaul dengan teman, yaaa rendah diri gitu deh. Beliau juga menanyakan beberapa hal yang mengarah pada diagnosis gangguan yang sedang saya alami. Sekitar 30 menit kemudian, dokter memberi resep berupa obat Clobazam dan Kalxetin serta dirujuk ke dr.Agustina Konginan, Sp.KJ untuk dilakukan tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory). Setelah selesai konsultasi, saya dan ibu saya menuju apotek untuk menebus obatnya.





Yang saya tahu, Kalxetin merupakan salah satu jenis obat antidepressan dan Clobazam merupakan obat antiansietas (untuk menghilangkan rasa cemas, khawatir, dan sejenisnya) dan obat-obat itu merupakan golongan psikotropika (yaaa masih termasuk narkoba juga sih). Saya iseng membuka kertas rujukan pada dr.Agustina, dan akhirnya saya mengetahui bahwa saya menderita DEPRESI dan LOW SELF ESTEEM (semacam 'penyakit' rendah diri, minder, dan lain sebagainya). Saya bilang pada bapak saya tentang hasil konsultasi itu. dan bapak melarang saya untuk tidak mengonsumsi obat itu karena memiliki efek samping yang sangat berbahaya bagi tubuh saya.



efek samping obat Clobazam




efek samping obat Kalxetin


Pada hari Kamis, saya pergi ke RS Husada Utama lagi sepulang dari coschapp untuk menjalani Tes MMPI oleh dr.Agusstina Koningan, Sp.KJ. Saya sampai di sana pukul 16.30 sore, cukup lama perjalanannya karena arus lalu lintas Surabaya sangat padat terutama jam-jam pulang kantor. Saya mendaftar dan mengambil antrian, saya mendapat nomor urutan 6. Saya pikir prakteknya sudah dimulai, ternyata BELUM! Praktek dimulai sekitar pukul 17.00. Banyak pasien yang mengantri untuk konsultasi dengan beliau, atau sekedar untuk mengikuti tes MMPI juga. Saya menunggu sangat lama, saya membaca buku, berbuka puasa (saat itu saya menjalankan puasa sunnah Kamis), lalu makan-makan di kantin rumah sakit, salat Maghrib dan Isya, serta mendengarkan lagu, berbagai cara saya lakukan agar saya tak bosan karena menunggu itu tidak enak!

Sekitar pukul 20.00, akhirnya saya dipanggil untuk melakukan tes MMPI yang dipandu dr.Agustina. Setelah mendapatkan arahan dari beliau, saya langsung mengerjakan tes MMPI. Tes MMPI adalah salah satu tes psikologi untuk mengetahui keadaan psikis seseorang. Bentuk tesnya seperti tes-tes pada umumnya yang menggunakan multiple choices, jadi harus ngurek-ngurek buletan kayak ujian UAN gitu deh. Pertanyaannya berupa PERNYATAAN, tinggal dijawab aja apakah pernyataan itu sesuai dengan diri kita atau nggak dengan membulatkan tanda (+) bila penyataan itu sesuai dengan diri kita atau tanda (-) bila pernyataan itu tidak sesuai dengan diri kita. Totalnya ada 567 penyataan yang harus dijawab. Sangat melelahkan, Bro! Saya selesai mengerjakan tes MMPI sekitar pukul 21.30, lalu saya langsung pulang menuju kos karena sudah lelah sekali.

Kini, saya tinggal menunggu hasil tes MMPI dan kontrol ke dr.Nalini, Sp.KJ, karena hasil tes MMPI langsung dianalisa oleh beliau.

Berharap saya bisa 'sembuh' dari 'gangguan' yang saya alami ini sehingga saya bisa menjalani hidup saya lebih baik lagi untuk hari-hari berikutnya.


Wassalaamu'alaikum! 

You May Also Like

4 komentar

  1. halo kak mau nanya ini berobat ke dia apa bs ditanggung bpjs?

    BalasHapus
  2. Wah ceritanya inspiratif nih kak, sepertinya dokter tidak menghakimi dan memojokkan ya :( Saya sedang bersedih, karena mendapatkan penghakiman dan mengatakan saya tidak perlu depresi dan menyalahkan saya yang kurang bergaul. Oh Tuhan:( Sedih, sakit hati, ingin mati, tapi saya masih menyimpan harapan. Semoga kita semua dapat sembuh dari penyakit ini, secepatnya ya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmmm, agak toxic positivity yaaa

      Mungkin cari teman/saudara yg lebih bisa mengerti kamu, yg bisa dengan sabar mendengarkan semua rasa depresimu, karena teman curhat yg benar-benar bisa dipercaya juga penting, emang susah sih nyari teman yg benar-benar temen

      Hapus
  3. kak mau nanya dong.. brp ya total uang yg dihabiskan utk berobat dan obatnya sendiri? aku msh kuliah, mau berobat tp gatau harus bawa dgn budget brp ke rs.

    BalasHapus